Esaar Heal: Oktober 2014

Internet Indonesia akan Dimatikan?

Sobat pasti sering denger/baca bahwa internet di Indonesia tercinta ini bakal dimatikan. Apakah sobat tau kenapa?

Indar Atmanto, mantan Dirut IM2, sedang menjalani hukuman vonis hingga 8 tahun ke depan. Sobat tau kenapa? Indar dinyatakan bersalah oleh Tipikor karena ia menyewa bandwith ke operator 3G Indosat tanpa ijin frekuensi. Padahal, tidak ada keharusan sebuah ISP untuk memiliki ijin frekuensi 3G.

Saat ini, begitulah cara kerja lebih dari 300 ISP di Indonesia. Dengan hampir semua ISP Indonesia terancam hukum pidana, Internet di Indonesia terancam harus dimatikan karena hampir semuanya bisa dianggap melanggar hukum!

Hubungan dengan kita? Banyaklah. Saya sendiri sebagai pelajar, sangat membutuhkan internet untuk browsing tugas sekolah. Kemudian pekerja perusahaan yang membutuhkan internet untuk saling berkirim e-mail pekerjaan bisa terlantar akibat matinya internet. Intinya, internet amat sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bisa dibayangkan, bukan, apa yang akan terjadi apabila internet di Indonesia dimatikan?

Banyak orang yang memprotes karena masalah ini, tidak terkecuali orang-orang yang mengirimkan petisi, contohnya di Change.org. Bagi sobat yang kontra terhadap pemadaman internet di Indonesia bisa sign in petisi di sini, dan berjuanglah untuk masa depan internet Indonesiaa!

Salam damai,

Manusia Biasa dari Bumi Indonesia

8:03 PM

Kabar Hutan dari New York

Multidimentional Science

Selasa lalu (23/09), pada Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Iklim (UN Climate Summit) yang dipimpin Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, dihasilkan sejumlah rencana aksi dan solusi untuk menghambat laju kenaikan suhu bumi yang terjadi. Salah satu hasil penting dari pertemuan tersebut adalah Deklarasi New York tentang Hutan. Deklarasi ini ditanda-tangani oleh lebih dari 150 wakil-wakil pemerintah, perusahaan, masyarakat adat dan LSM, berisi komitmen untuk mengurangi setengah deforestasi hutan pada akhir tahun 2020 dan menghentikan deforestasi hutan pada tahun 2030.

Meskipun tidak ikut serta menanda-tangani, Greenpeace menyambut baik komitmen ini, tetapi pesan kita jelas kepada para politisi dan pemimpin-pemimpin bisnis: komitmen yang tidak mengikat tidak pernah bisa mengantikan aksi nyata pemerintah. Kita butuh hukum yang tegas untuk melindungi hutan dan masyarakat, dan kita juga membutuhkan penegakan hukum yang kuat dan tidak pandang bulu.

Salah satu hal mendesak yang harus dilakukan pemerintah SBY adalah memastikan komitmen dan warisan hijaunya terjaga dengan memastikan bahwa Peraturan Pemerintah (PP) mengenai Perlindungan Gambut betul-betul kuat dan secara total dapat melindungi kawasan gambut yang kaya karbon.

Tentu kita masih memiliki harapan karena hutan Indonesia tidak sendiri, ada kamu yang peduli. Terus awasi, dan bantu sebarkan kabar ini melalui Facebbook dan Twitter agar semakin banyak orang yang tahu dan ikut bergerak bersama, karena menjaga hutan berarti menjaga masa depan kita dan generasi mendatang.

#ProtectParadise!

#SaveEarth